What Great Leaders Do.

Pengalaman belajar leadership dan karakter-karakter yang dimiliki oleh mentor yang merupakan seorang leader & CEO yang memimpin perusahaan raksasa FMCG, Unilever indonesia(LevelUP).

Bersama Ibu Ira Noviarti

#LevelUp

Beberapa hari yang lalu saya mendapat kesempatan yang luar biasa bisa belajar langsung dengan Ibu Ira Noviarti terkait karakteristik dan prinsip-prinsip kepemimpinan dari seorang pemimpin hebat yang telah memimpin dengan integritas, visi, dan ketangguhan.

Saya mendapatkan kesempatan ini setelah sebelumnya lolos dari program mentorship Level-Up setelah seleksi dari 500+ peserta yang mendaftar program ini dengan berbagai macam background. Program Level-Up sendiri merupakan inisiatif yang dirancang Ibu Ira untuk membimbing generasi pemimpin berikutnya dalam unlocking potensi terbaik mereka.

Ibu Ira sendiri merupakan lulusan sarjana Fakultas Ekonomi Univesitas Indonesia jurusan akuntansi, fakultas tetangga ketika saya kuliah sarjana dulu yaitu Fakultas Teknik dan pernah mengikuti Senior Executive Leadership Program di Harvard Business School, beliau mengawali awal karir di Unilever setelah lulus kuliah dari FE UI hingga menjadi CEO & Presiden Direktur Unilever Indonesia, keahlian beliau dalam memimpin sehingga dinobatkan Most Powerful Women 2022 Fortune Indonesia.

#Hidden Potential

Sebelum mentoring dilaksanakan, Ibu Ira menyuruh mentee nya untuk belajar buku Hidden Potential: Rahasia Mencapai Hal-Hal yang Lebih Besar dari Adam Grant. Buku ini belum pernah saya baca sebelumnya dan ketika pengumuman lolos mentorship dengan beliau saya langsung membeli buku ini. Saya menamatkan buku ini sebelum bertemu mentorship langsung dengan beliau. Ada beberapa key learning point yang saya dapat dari buku ini, seperti bagaimana leaders itu dilihat bukan dari posisi atau jabatan yang dia emban ataupun dari kecerdasan awal tetapi dari karakter yang ditempa melalui proses belajar yang penuh tantangan.

Karakter-karakter leader dibangun dalam proses pembelajaran dimana kita biasa untuk menerima ketidaknyamanan ketika proses belajar hal yang baru, menerima kesalahan dalam tahap trial & error sebagai pembelajaran untuk lebih baik, Menargetkan keunggulan dibandingkan kesempurnaan dengan mengetahui bidang mana yang kita bisa menjadi yang terbaik dan menjadi biasa, ada satu hal dari bab pertama dari buku ini yang sangat membekas bagi saya adalah pentingnya “menjadi spons” dalam belajar.

#Menjadi Spons

Masih dalam buku Hidden Potential dari adam grant, saya menyukai analogi menjadi spons saya sangat suka ketika belajar. Menjadi Spons berarti kita belajar menyerap informasi tentunya yang berkualitas, informasi ini harus yang benar-benar yang layak diserap dan telah di filter. Kita bisa menyerap informasi dari seseorang yang mempunyai pengalaman relevan dengan kita(kredibilitas), yang mengenal kita (familitaritas), dan yang membela kepentingan terbaik kita(peduli) , ketiga hal ini penting dan biasanya orang itu merupakan orang yang tepat menjadi coach kita.

Kadang-kadang kita menerima informasi yang kurang relevan yang mungkin membuat kita merasa direndahkan ataupun merasa informasi hanya sifatnya kritikan yang tidak membuat kita menjadi lebih baik, ketika informasi itu datang dari orang yang tidak mempunyai kredibilitas maka kita harus menangapinya sebagai motivasi, sebaliknya jika itu dari orang yang memliki 3 hal diatas sebelumnya maka kita harus benar-benar mendengar dan memperbaiki apa yang mereka sarankan. Satu hal yang penting, dibanding kita meminta feedback atas apa yang kita lakukan (yang terjadi di masa lalu) lebih baik kita fokus ke meminta saran(untuk perbaikan di masa depan).

Bagian yang terpenting dari belajar adalah menyebarkan apa yang sudah dipelajari, bagian ini penting. Kita menjadi coach yang kita inginkan untuk orang lain agar bisa belajar apa yang sudah kita pelajar, metode ini sangat efektif untuk membuat kita semakin menguasai apa yang kita pelajari. Satu bagian lagi yang saya suka dari buku ini adalah terkait definisi Kemanjuan.

#Memahami Kemajuan

Definsi kemajuan untuk semua orang ini berbeda-beda, saya mengenali banyak orang yang sangat terlihat memiliki banyak kemulusan dalam hidup ternyata banyak hal yang sudah dilalu dengan kompleksitas nya masing-masing tiap orang. Dibuku ini menjelaskan bahwa kemajuan sendiri bukan seperti jalan tol yang lurus linear ataupun seperti kita menaiki tangga yang dimana kita selalu ketas.

Definisi sesungguhnya kemajuan yang kita alami mungkin harus mundur dan berputar terlebih dahulu. Seperti yang dirasakan oleh RA Dickey seorang pemain bisbol dari amerika serikat yang berposisi pitcher. Karirnya yang naik turun ketika bermain di liga amerika sempat bermain liga minor dan baru bersinar di umur 37 tahun dengan bermain di all star dengan menguasai teknik knuckle ball dan mendapatkan Cy Young Awards sebagai picther terbaik. RA Dickey mendapat musim terbaiknya setelah naik gunung klimanjaro, dia menemukan percaya diri ketika menaklukan pendakian gunung dan menjalankan misi sosialnya dalam mengalang dana untuk menyelamatkan remaja perempuan yang tereksploitasi, tetapi juga melihat bahwa di dunia ini hanya sebagian kecil dan menghapus tekanan-tekanan yang ada sehingga dia bisa bermain kembali dengan semangat dan sukacita . Ada banyak hal yang saya pelajari di buku Hidden Potential ini sebaiknya kalian membaca buku ini secara utuh. Hal yang lebih menarik selanjutnya adalah terkait Mentoring langsung dengan ibu Ira.

#Goals & Intentions

Salah satu pelajaran terpenting dari Ibu Ira adalah pentingnya memiliki goals dan intentions yang jelas sebagai kompas hidup. Kita perlu memahami diri kita lebih baik dan memahami why di balik setiap tindakan dan menetapkan prioritas yang mendalam, baik untuk kehidupan pribadi maupun karier. Mengetahui apa kelebihan dan kekurangan kita dan membuat goals dan intentions ini untuk 3–5 tahun kedepan.

Contohnya intentions & intentions seperti ingin fokus ke keluarga dengan membahagiakan keluarga dan anak, ingin lebih berdampak ke dunia dengan skala global, dan lainnya.

Goals dan Intentions yang akan menjadi kompas untuk 3–5 tahun kedepan, dengan memiliki ini dapat membantu kita tetap konsisten meskipun ada distraksi ataupun menolak kesempatan-kesempatan lain yang tidak relevan di sepanjang perjalanan.

#Daily Journaling

Meluangkan waktu 15 menit untuk melakukan daily journaling. Point kedua yang Ibu Ira sampaikan adalah pentingnya melakukan journaling setiap sebelum tidur di malam hari. Lima menit di habiskan untuk menjawab pertanyaaan “Apa 3 hal yang membuat bersyukur hari ini?” dengan kita menjawab ini akan membangkitkan energi dan meningkatkan rasa syukur dan positif sebelum tidur sehingga membuat rasa nyaman dan damai untuk pikiran alam bawah sadar kita.

Sepuluh Menit selanjutnya adalah menanyakan “Apa yang mensupport intentions atau goals kita hari ini?” pertanyaan ini untuk mengevaluasi kemajuan apa yang telah mendukung goals serta intentions kita hari ini.

Kebiasaan sederhana ini, jika dilakukan dengan disiplin, dapat memberikan dampak besar pada keseimbangan emosi dan fokus jangka panjang kita. Yang terpenting dari semuanya untuk mendapat hasil maksimal adalah dengan DISIPLIN melakukannya.

#Letter for yourself

Salah satu exercise yang diberikan oleh Ibu Ira adalah menulis surat untuk diri kita sendiri 10 tahun ke depan. Ibu Ira belajar terkait ini ketika mengikut Senior Executive Leadership Program di Harvard Business School. Ketika itu beliau juga menuliskan untuk 10 tahun kedepan diantara lain beberapanya seperti menjadi CEO Unilever Indonesia, dan anaknya yang sekolah di salah satu universitas di Skotlandia.

Setelah beberapa tahun dari penulisan ini, lebih dari 80% apa yang dituliskan ibu ira pada saat itu menjadi kenyataan. Ibu Ira menjadi CEO Unilver Indonesia tahun 2020 dan anaknya sekarang sekolah di universitas di skotlandia yaitu University of Edinburgh.

Exercise ini dilakukan selama satu jam atau lebih untuk menulis apa yang akan dilakukan selama 10 tahun kedepan untuk diri sendiri. Dengan melakukan ini, tidak hanya membantu kita memvisualisasikan masa depan tetapi juga mendorong kita untuk menciptakan impossible futures dengan keberanian melampaui batasan. Setiap 2–3 tahun sekali cobalah untuk melihat kembali apa yang kita tuliskan.

#Growth Mindset

Ibu Ira menggarisbawahi pentingnya growth mindset. Rasa ingin tahu, kemauan untuk belajar, dan ketahanan dalam menghadapi kegagalan adalah elemen kunci untuk terus berkembang. Saya sebelumnya pernah mendengar dan membaca dari Carol Dweck dan Angela Duckworth terkait growth mindset dan GRIT. Ibu Ira menjelaskan tentang pentingnya kita untuk stay curious. Untuk membiasakan ini, kita bisa menanyakan dengan beberapa pertanyaan ketika melakukan sesuatu atau bekerjasama dengan orang lain.

  • What are his intentions? what’s win for him?

Sebisa mungkin kita harus memiliki good intentions untuk orang lain. Alih-alih kita berniat untuk mengambil, kita memiliki intentions untuk memberi. Kita harus memiliki ini. Good intentions.

Selain menjadi curious, kita harus juga membiasakan untuk membuka untuk belajar hal-hal baru. Kita sangat mungkin menghadapi kegagalan pada saat kita baru belajar dan kita harus melihat kegagalan tersebut dalah sebuah kesempatan kita untuk berkembang lebih baik lagi kedepannya. Memiliki growth mindset adalah salah satu elemen kunci untuk bisa berkembang dengan baik sehingga bisa menjadi versi terbaik diri kita sendiri.

#Bulid Resilience

Selanjutnya Ibu Ira menyampaikan terkait membuat Resilience, ketahanan kita terhadap masalah. Resiliensi bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang bagaimana kita bangkit lebih kuat setelah setiap tantangan.

Terkadang kita untuk menghadapi masalah condong untuk menyelesaikan sendirian, di beberapa situasi ini bukan merupakan solusi dan malah memperburuk situasi. Kita harus membuat Resilience Community dengan memiliki support system bisa itu mentor dan teman. Mentor Ibu Ira ketika berkarir ada 2 salah satu diantaranya adalah Global CEO Unilever.

Support sistem yang kedua adalah teman, Ibu Ira mendefinisikan teman ini adalah teman yang sebaiknya tidak memiliki skilset yang sama dengan kita, contohnya Ibu Ira memilki keunggulan di bidang marketing sedangkan temannya memilki keunggulan dibidang supply chain. Ini juga sejalan dengan yang ada di buku hidden potential dimana terdapat golden 13 yang merupakan Angkatan Laut AS keturunan Afrika-Amerika yang menjadi perwira komisioner dan warrant pertama di angkatan laut tersebut, mereka membuat support sistem untuk mencapai keberhasilan bersama. Ibu Ira sendiri memiliki support sistem yang kuat dari suami dan anak-anaknya.

#Build Strong Network

Dalam dunia profesional, membangun strong networks adalah kunci keberhasilan. Networking yang efektif bukan hanya tentang mengenal banyak orang, tetapi tentang membangun hubungan yang autentik dan bermakna. Ibu Ira mengajarkan bahwa memiliki good intentions dalam setiap hubungan akan menciptakan jaringan yang lebih kuat dan mendukung.

Network ini kita bisa buat dalam hal di internal seperti networking dengan teman-teman kantor ataupun dengan external yaitu teman-teman yang berada di luar kantor.

Dalam networking ini tidak harus task oriented, kita bisa dengan mengajak makan-makan untuk berdiskusi santai.

#Master of Storytelling

Seorang pemimpin hebat adalah seorang storyteller yang mahir. Ibu Ira menyampaikan kita harus belajar terkait ini. Beberapa negara memiliki kekuatan untuk menyampaikan sesuatu dengan baik, kita bisa mengawali untuk meningkatkan terkait ini dengan memiliki personal branding dengan bagaimana kita menceritakan pengalaman kerja dan hal lainnya.

Ibu ira menyampaikan bahwa sebelumnya dia adalah seorang introvert dan setelah menjalani berbagai macam pengalaman dia menjadi seorang ambivert dan terbiasa untuk bercerita. Ketika mentorship berlangsung saya melihat Ibu Ira sangat baik dalam menyampaikan cerita dan saya terinspirasi dalam beliau menceritakan hal-hal yang dilalui. Storytelling adalah seni yang dapat dilatih, dan kemahiran dalam bidang ini dapat menjadi pembeda yang signifikan dalam kepemimpinan.

#Leverage Technology

Menggunakan teknologi sebagai salah satu tools untuk meningkatkan skillset kita. Saya pribadi merupakan seseorang yang sudah terbiasa menggunakan tools ini, Tetapi sayangnya masih ada sebagian masyarakat yang sebelumnya belum terbiasa menggunakan teknologi. Penggunaan teknologi adalah sesuatu yang perlu dibiasakan oleh semua individu, supaya bisa terbiasa dengan kemajuan peradaban manusia.

Ibu Ira menekankan untuk belajar untuk tidak nyaman, Di teknologi spesifiknya internet, banyak sekali hal-hal yang bisa dipelajari seperti dari MooC, Webinar ataupun platform-platform lainnya yang bisa dipelajari. Kita juga harus terbiasa dengan jaman yang berkembang dimana saat ini banyak hal yang berubah seperti keputusan-keputusan saat ini lebih banyak menggunakan data, sehingga kita pun bisa belajar bagaimana menggunakan data seperti mempelajari data analitik menggunakan teknologi.

Hal ini mendorong saya untuk memulai Terang.ai, tempat di mana saya bisa mewujudkan pendidikan berkualitas bagi setiap pembelajar di Indonesia melalui AI. Terang AI adalah platform belajar untuk persiapan ujian dengan bantuan Artificial Intelligence yang dapat membantu kita mengetahui insight kelebihan & kelemahan kita secara personal. Hal ini akan meningkatkan kualitas pendidikan, karena pembelajar mampu memaksimalkan hasil ujiannya. Ketika kita membuka potensi seseorang melalui inovasi dan kesempatan yang sama, kita tidak hanya membantu mereka, kita juga mengubah seluruh komunitas di mana pembelajar tersebut tinggal

Terakhir, saya sangat senang belajar dengan beliau.

Stay positive and Confident.

#Thank you

Terima kasih, Ibu Ira, atas waktu dan pelajaran berharga ini. Saya menantikan sesi mentorship berikutnya dan berharap dapat terus belajar dan bertumbuh dari teladan Ibu😊

Terimakasih juga teman-teman mentee yang lain sudah sharing prespective yang lain😊

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *